Argomulyo, 7 Juli 2025 – Suasana meriah dan khidmat menyelimuti Pendopo Omah Tabon, Dusun Sengon Karang Argomulyo, pada Sabtu malam lalu (5/7) dalam acara Gelar Budaya Pagelaran Wayang Kulit. Acara istimewa ini menampilkan Dalang Ki Marsekal Madya (Purn) FH. Bambang Soelistyo, S.Sos membawakan lakon legendaris "Wahyu Panca Tunggal". Beliau juga sebagai Ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) periode 2022-2027.
Pagelaran ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga sarat makna dengan tiga tujuan utama yang melandasinya. Pertama, acara ini merupakan wujud ungkapan terima kasih mendalam atas perjuangan dan kasih sayang orang tua, khususnya ibu, dalam membesarkan anak-anaknya. Terimakasih untuk segala kasih sayang yang sudah diberikan kepada anak-anaknya.
Tujuan kedua yang tak kalah mulia adalah penyerahan seperangkat gamelan dari keluarga besar Bapak FH. Bambang Soelistyo, S.Sos kepada Paroki Sedayu, Gereja Santa Theresia Sedayu. Penyerahan ini memiliki harapan besar agar harmoni budaya dan spiritualitas dapat terjalin.
"Kami berharap ketika budaya berwujud suara gamelan bisa berjalan secara harmonis dalam praktik doa dan kegiatan Paroki Sedayu, tanpa mengurangi nilai ibadah dan berdoa kepada Tuhan dalam hal seni budaya," ujar Bapak Bambang Soelistyo.
Terakhir, pagelaran ini merupakan bentuk kecintaan beliau yang mendalam terhadap seni budaya pewayangan. Bagi Ki Bambang Soelistyo, bermain wayang adalah "obat kangen dari hati yang terdalam". Kecintaan ini terpancar jelas dari setiap gerak wayang dan suara yang beliau lantunkan, sehingga menumbuhkan kecintaan beliau dalam hal perwayangan.
Kemeriahan acara ini semakin terasa dengan kehadiran berbagai tokoh penting dari jajaran instansi di Sedayu, termasuk Kapolsek Sedayu, Danramil 02 Sedayu, dan Lurah Argomulyo, Bapak Bambang Sarwono, S.Si, Apt, beserta jajaran perangkat Desa Argomulyo. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap pelestarian seni budaya di wilayah Argomuylo.
Terima kasih sebesar-besarnya juga disampaikan kepada segenap masyarakat yang telah hadir dan memadati Pendopo Omah Tabon. Antusiasme penonton menjadi bukti nyata bahwa seni budaya wayang kulit tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat dan akan terus lestari.